tidak sengaja menghina allah dalam hati

Maknawas-was. Berdasarkan keterangan dari para ulama seperti Al-Baghawi dan Ibnul Qoyyim Rahimahumullah dan selain keduanya, dapat disimpulkan bahwa was-was atau waswasah adalah ucapan tersembunyi yang bimbang, tidak menetap dalam hati, dibisikkan kepada manusia untuk tujuan menyesatkan, baik dengan suara yang hanya terdengar oleh manusia yang digoda (sebagaimana dilakukan oleh setan dari SikapAhmad dikategorikan sebagai perilaku tawadu. Ia tidak merasa sombong atas karunia kecerdasan. Justru ia merasa bahwa ilmu dan kecerdasannya belum apa-apa dibanding ilmu Allah Swt. Oleh karena itu, ia tidak tinggi hati dan memanfaatkan kecerdasannya untuk mem-bantu teman-temannya Berperilaku Tawadu dalam Keseharian Membuka mata, Melihat Dunia: Hati-Hati! 12 Game Populer ini Ternyata Telah Menghina Islam | Membuka Mata - Melihat Dunia Jikapunitu betul, maka jangan sampai setan menguasai hati dan terus berburuk sangka. Justru sebaliknya, berikan nasihat yang baik dengan cara yang santun. Ustaz Amru Hamdani dalam tulisannya di grup kajian dikutip pada Senin (25/1/2020) menceritakan sebuah kisah. Imam Makhul mengatakan, Janganmau dibodohi oleh Setan Kebencian." Kemudian dia melanjutkan, "Tidak ada orang muslim, umat Nabi Muhammad SAW - apalagi yang sehari-hari melakukan dakwah menyampaikan sabda Nabinya - sengaja menghina Nabinya sendiri. Jaga akal sehat. Jangan tunduk pada Setan Kebencian dan Iblis Adu domba," pungkasnya. Quel Est Le Meilleur Site De Rencontre Pour Les Jeunes. Pertanyaan Assalamu'alaikum... Apakah taubat orang yang menghina Allah diterima? Saya nggak tahu saya kenapa. Dalam hati saya selalu muncul kalimat2 dan lagu yang menghina Allah dan rasulNya. Bisikan itu selalu mengganggu saya ketika sedang sholat dan wudhu, bahkan di keseharian saya. Bisikan ini seperti kata hati saya. Namun saya tidak menginginkannya. Bisikan itu bisa membisikkan kalimat-kalimat yang sangat parah dan kurangajar bahkan kepada Allah sekalipun. Dan saya selalu muncul bayangan dan imajinasi yang parah terhadap Allah. Dalam hati saya saya bilang, "ah biarin lah kan Allah Maha Pemaaf. Allah tahu kok aku nggak bermaksud ngomong gitu." lalu ketika saya sedang sholat ada bisikan, "sholat adalah perbuatan sia-sia." Atau "umat Islam bodoh". "Aku menyembah meja itu". "Al-Qur'qn bohong". Saya tidak bermaksud mengucapkan itu ustadz. Apakah saya termasuk meremehkan agama? Dan apakah saya sudah kafir/murtad? mohon solusinya jazakallah khoiron wassalamualaikum - Naila Yumna Salsabila Bogor Jawaban وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته Saudari Naila yang dirahmati ALLAH SWT. Apa yang anda alami ini was-was dari syaitan. Anda tidak menghina ALLAH SWT apalagi telah murtad dari Islam. Tidak. Ketika mulai muncul segala hal tersebut, anda harus mencegahnya beredar di hati fikiran anda, katakan tidak! Ketika ada bisikan untuk merendahkan Islam makan lawan bisikan itu dengan mengingat dan meyakini bahwa ISLAM ADALAH AGAMA YANG PALING TINGGI DAN TIDAK ADA YANG BISA MENGALAHKAN KETINGGIANNYA. Sebagaimana sabda RasuluLLAH saw; اْلإِسْلاَمُ يَعْلُوْ وَلاَ يُعْلَى. “Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.” HR. Daaruqutni dan. Baihaqi Atau ketika akan muncul bisikan untuk merendahkan ALLAH SWT. Katakan TIDAK! Kemudian ingat dan yakin bahwan ALLAH MAHA TINGGI ! tidak boleh digambarkan dan diumpamakan dengan apapun di alam raya ini. Ingatlah fiman ALLAH ini وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ 4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." QS. Al Ikhlas Yang terpenting lagi rutinkan membaca AL Qur'an, berta'awwudz, surah al Ikhlas, al Falaq, an Nas dan ayat Qursyi. Semoga hati anda semakin tenang, semakin cinta kepada ALLAH dan Islam . WaLLAHU a'lam - Selamet Junaidi Jawaban Waalaumussalaam warahmatuLLahi wabarokaatuh Saudari Marsya yang dirahmati ALLAH SWT Semoga Anda selalu dijaga ALLAH Yang Maha Perkasa dan Maha Penyayang Saudari Marsya tidak murtad yang Anda alami ini adalah bisikan setan was was syetan. Yakinlah dengan firman ALLAH SWT dalam surah An Naas قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ 1 مَلِكِ النَّاسِ 2 إِلَهِ النَّاسِ 3 مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ 4 الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ 5 مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ 6 1. Katakanlah "Aku berlidung kepada Tuhan yang memelihara dan menguasai manusia. 2. Raja manusia. 3. Sembahan manusia. 4. Dari kejahatan bisikan syaitan yang biasa bersembunyi, 5. yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, 6. dari golongan jin dan manusia. Kemudian perkuat diri anda dengan memenuhi dan lakukan dengan sungguh-sungguh beberapa hal ini untuk menghilangkan pengaruh was-was 1, Tidak peduli Obat yang paling mujarab untuk menghilangkan was-was adalah sikap tidak peduli. Tidak mengambil pusing setiap keraguan dari bisikan-bisikan yang muncul. 2, Bersikap kebalikannya Bentuk tidak mempedulikan perasaan was-was dalam hati adalah dengan mengambil sikap kebalikannya. Ini sebagaimana yang disarankan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, dalam hadis dari Abbad bin Tamim, dari pamannya, bahwa ada seseorang yang pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang penyakit was-was yang dia alami. Dia dibayangi seolah-olah mengeluarkan kentut ketika shalat. Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, لاَ يَنْصَرِفْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا “Janganlah dia membatalkan shalatnya, sampai dia mendengar suara kentut atau mencium baunya.” HR. Bukhari 137 dan Muslim 361. 3. Terus hadapi dengan shabar Untuk bisa menghilangkan penyakit was-was ini, tidak mungkin hanya dilakukan sekali. Perlu banyak latihan dan bersabar untuk selalu cuek dengan keraguan yang muncul. Sampai gangguan itu betul-betul hilang. Al-Iz bin Abdus Salam dan ulama lainnya juga menjelaskan sebagaimana yang telah aku sebutkan. Mereka menyatakan, “Obat penyakit was-was hendaknya dia meyakini bahwa hal itu adalah godaan setan, dan dia yakin bahwa yang mendatangkan itu adalah iblis, dan dia sedang melawan iblis. Sehingga dia mendapatkan pahala orang yang berjihad. Karena dia sedang memerangi musuh Allah. Jika dia merasa ada keraguan, dia akan segera menghindarinya..” Anda yang mengidap was-was sedang berada dalam ujian. Jika perjuangan melawan godaan ini disertai perasaan ikhlas karena Allah dan mencontoh sunah Nabi shallallahu alaihi wa sallam seperti hadis di atas maka insyaaAllah nilainya pahala. 4. Banyak berlindung dari godaan setan Karena godaan ini bersumber dari setan, obat yang tidak kalah penting, banyak berlindung dari godaan setan. Dari sahabat Utsman bin Abul Ash, bahwa beliau mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan mengadukan, Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah menghalangi aku dengan shalatku tidak bisa khusyu, dan bacaan shalatnya sampai keliru-keliru.’ Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خَنْزَبٌ، فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْهُ، وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلَاثًا “Itulah setan, namanya Khanzab. Jika engkau merasa sedang digoda setan maka mintalah perlilndungan kepada Allah darinya, dan meludahlah ke arah kiri 3 kali.” HR. Muslim 2203. Utsman mengatakan, Aku pun melakukan saran beliau dan Allah menghilangkan gangguan itu dariku.’ Salah satu diantara usaha melindungi diri dari setan adalah merutinkan dzikir pagi dan sore. Karena salah satu keutamaan merutinkan dzikir ini adalah perlindungan dari semua godaan setan. Bisa rutin membaca zikir al ma'tsurat yang disusun oleh Hasan Al Banna. Yakinlah segala cobaan bisa dilalui, segala rintangan mampu dilewati. Badai pasti berlalu. Kalau berkenan saya bisa bantu ruqyah lewat hp. Hubungi no 081703379748. Semoga Anda selalu mendapat perlindungan ALLAH SWT WaLLAHU a'lam bishshowaab - Selamet Junaidi 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID dNtVR6GT1PurCM3oTYp91phG_YM_fw4RKjSrlkT0yx2_crE6pOtw1w== PEMBAHASAN Surah Al Hujurat dilanjutkan pada ayat 7 dan setelahnya. Dikatakan bahwa Rasul ada di kalangan orang mukmin. Maka dari itu, menyangkut hal-hal yang tidak jelas bagimu, tanyakan pada Rasul. Akan tetapi, saat ini beliau sudah wafat dan umat muslim bisa merujuk pada Alquran dan sunah Rasul. Disebutkan juga bahwa seandainya Rasul mengikuti banyak dari permintaan kamu sebagian sahabat, kamu akan terjerumus dalam kesulitan. Ayat itu ditujukan kepada sebagian sahabat Nabi yang mengusulkan hal-hal yang didorong hawa nafsu. Itu hanya akan membuat mereka terjerumus. Rasul tidak melakukan itu. “Allah menjadikan kamu cinta pada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci pada kekafi ran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orangorang yang mengikuti jalan yang lurus”. Demikian bunyi akhir ayat tersebut. Ada sebagian manusia yang telah Allah ciptakan dengan keimanan dalam diri mereka. Iman yang sempurna ialah keyakinan dalam hati, ucapan di lidah, dan praktik dalam kehidupan seharihari. Itu ialah karunia Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. Di ayat selanjutnya, Allah menginginkan agar umat muslim senantiasa mendamaikan saudaranya yang bertengkar. Ayat ini memberikan tuntunan, apabila ada dua kelompok yang berkelahi, lakukanlah islah rujuk pada keduanya. “Orang-orang mukmin sesungguhnya bersaudara. Sebab itu, damaikanlah perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu. Dan takutlah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” Bunyi ayat 10 Surah Al Hujurat. Allah ingin menggambarkan hubungan antara sesama mukmin itu bagaikan hubungan seketurunan, sekeluarga sehingga hubungan mereka akan jauh lebih kuat. Maka dari itu, ketika dua saudara yang bertengkar, hubungannya harus diperbaiki. Pada ayat ke-12, Allah menegaskan bahwa orang beriman tidak saling mengejek. “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mengejek suatu kaum. Jangan juga kelompok perempuan mengejek kelompok yang lain. Melakukan suatu tindakan yang keliru pada orang lain bisa berdampak buruk pada diri sendiri. Jangan suka mencela dirimu sendiri dan memanggil orang lain dengan gelar yang mengandung keburukan.” Ayat tersebut berisi larangan untuk memaki orang lain karena ketika memaki orang lain, orang itu akan membalasnya padamu. Lalu, jangan juga saling memberi gelar yang buruk. Di antara orang beriman tidak saling memaki. Selanjutnya, kita juga dilarang untuk berprasangka buruk pada orang lain. “Hai orang beriman, jauhilah kebanyakan kecurigaan. Janganlah mencari-cari keburukan orang dan menggunjing satu sama lain. Adakah di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati? Maka kamu tentu merasa jijik. Bertakwalah pada Allah, sesungguhnya Allah menerima taubat lagi Maha Penyayang.” Demikian bunyi ayat ke-12 Surah Al Hujurat. Keimanan diciptakan Allah sehingga mohon kepada Allah agar menciptakannya kalau kita membuka hati. Iman itu terdiri atas tiga unsur, yakni kepercayaan, ucapan, dan tingkah laku. Lawannya kekufuran, kefasikan, dan kedurhakaan. Menjadi kewajiban setiap muslim untuk menjaga kedamaian. Kita diminta memperbaiki hubungan kedua kelompok apabila bertengkar, bahkan jika diperlukan menindak dengan adil. Orang-orang mukmin bersaudara yang erat, seperti persaudaraan seketurunan dan jangan saling mengejek. Ind/H-1 Islam adalah agama yang penuh dengan kasih sayang. Al-qur’an adalah cerminan dari akhlak Rasulullah. Di dalam al-qur’an terdapat salah satu akhlak Rasulullah yaitu mengucapkan kata-kata yang baik dalam berhubung sosial atau sesama orang lain. Rasulullah pun mengajarkan agar kita tidak mencela agama lain dan saling menghormati. Tentu ini menjadi sebuah peringatan bagi kita semua khususnya dengan banyaknya dai-dai muda yang terkadang secara sengaja maupun tidak sengaja menjelekkan agama lain dalam ceramahnya. وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ فَيَسُبُّوا اللهَ عَدْوًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ “Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan” QS Al-An’am 108. Dalam ayat ini, Al-Qur’an mengajak umat Islam menunjuk akhlak terpuji. Diantara seruan Al-Qur’an adalah meninggalkan mencaci agama lain. Dalam islam menghina tuhan agama lain merupakan suatu hal yang sangat dilarang. Karena dapat menimbulkan kerusakan yang besar. Bukan hanya untuk dirinya sendiri namun juga terhadap Allah SWT. Karena islam mengajarkan kita untuk saling menghormati. Berikut penjelasan selengkapnya. Pandangan Islam Mengenai Menghina Agama Lain Dr. Muhammad ath-Thanthawi menafsirkan “Wahai orang beriman, janganlah kalian mencaci sesembahan orang-orang yang menyekutukan Allah, karena tentunya mereka akan mencaci agama kalian yang benar sebab ketidaktahuan mereka atas agama kalian”. Ulama ahli tafsir dari Tunisia yang lahir pada 1296 H atau 1879 M, bernama Syekh Ibnu Asyur, sudah mensinyalir ada diantara Kaum Muslimin yang bermaksud membela Islam tapi kebablasan ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻛﺎﻥ اﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻟﻐﻴﺮﺗﻬﻢ ﻋﻠﻰ اﻹﺳﻼﻡ ﺭﺑﻤﺎ ﺗﺠﺎﻭﺯﻭا اﻟﺤﺪ ﻓﻔﺮﻃﺖ ﻣﻨﻬﻢ ﻓﺮﻃﺎﺕ ﺳﺒﻮا ﻓﻴﻬﺎ ﺃﺻﻨﺎﻡ اﻟﻤﺸﺮﻛﻴﻦ “Umat Islam -karena semangatnya terhadap Islam, terkadang di antara mereka melewati batas hingga kebablasan, mereka pun mencaci maki tuhan-tuhan orang yang menyembah selain Allah. ﺭﻭﻯ اﻟﻄﺒﺮﻱ ﻋﻦ ﻗﺘﺎﺩﺓ ﻗﺎﻝ ﻛﺎﻥ اﻟﻤﺴﻠﻤﻮﻥ ﻳﺴﺒﻮﻥ ﺃﻭﺛﺎﻥ اﻟﻜﻔﺎﺭ ﻓﻴﺮﺩﻭﻥ ﺫﻟﻚ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻓﻨﻬﺎﻫﻢ اﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺴﺘﺴﺒﻮا ﻟﺮﺑﻬﻢ» “Thabari meriwayatkan dari Qatadah bahwa dahulu orang-orang Islam mencaci maki tuhan-tuhan orang kafir, maka mereka membalasnya. Kemudian Allah melarang mencaci maki mereka agar tidak membalas. At-Tahrir wa Tanwir 3/428 Ayat tersebut adalah وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ كَذَٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِم مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik perbuatan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” QS Al Anam 108 . Alasan Dilarang Menghina Agama Lain Alasan untuk kita tidak menghina agama lain adalah karena perbuatan tersebut merugikan diri kita sendiri. Tentunya sangat merugikan bagi umat islam. Yang mana agama lain akan membalas dengan mencaci agama Islam. Sementara Al-Qasimi memahaminya bahwa selama ditakutkan non muslim akan mencaci Allah, Rasulullah, dan Al-Qur’an. Maka wajib bagi orang Islam untuk tidak mencaci sesembahan non muslim beserta agamanya. Selain itu, mufasir lainnya seperti As-Suyuthi berpendapat dalam Al-Asybah Wa Nadhair bahwa amar makruf nahi munkar dapat gugur ketika perbuatan tersebut justru mengakibatkan marabahaya yang lebih besar. Laranan memaki agama lain diturunkan karena makian akan berbuah makian pula. Ayat tersebut menjelaskan, “karena mereka nanti akan memaki Allah”. Ibnul Qoyyim dalam I’lamul Muwaaqi’in menjelaskan ayat di atas “Allah melarang kita mencela tuhan-tuhan orang musyrik dengan pencelaan yang keras atau sampai merendah-rendahkan secara terang-terangan karena hal ini akan membuat mereka akan membalas dengan mencela Allah. Tentu termasuk maslahat besar bila kita tidak mencela tuhan orang kafir agar tidak berdampak celaan bagi Allah sesembahan kita. Jadi hal ini adalah peringatan tegas agar tidak berbuat seperti itu, supaya tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih parah.” Toleransi Islam Islam merupakan agama toleran. Sikap muslim terhadap kaum kafir nonmuslim sangat jelas “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” QS Al-Kafirun 6 Salah satu manfaat toleransi dalam islam adalah terhindar dari permusuhan atau perpecahan. Agar kita dapat mewujudkan hidup damai dan tenang. Agar kita dapat meningkatkan kualitas iman kita. Dan kita dapat mencerminkan kemuliaan agama yang dianut. Dalam berdakwah, Islam memberikan panduan ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ “Serulah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” QS. An Nahl 125. Prinsip Nabi Saw dalam berdakwah adalah dengan lemah lembut dengan madh’u orang yang didakwahi walau mereka orang kafir. Ibnul Arobi pernah berbicara tentang ayat berikut ini, Allah Ta’ala berfirman وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ “Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik” QS. Al Ankabut 46. Kesimpulan Pembahasan Demikian pembahasan tentang hukum mengina agama lain. Dan mengapa islam dilarang keras untuk menghina agama lain. Selain islam memiliki kewajiban untuk saling menghormati. Islam pun menjaga kemuliaan untuk Allah SWT. Larangan ini juga dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kerusakan besar antar agama. Jadi kita harus pintar memilah agar tidak saling menyakiti meskipun kita berbeda Agama. Kita wajib menanamkan toleransi sesama beda agama. Jika kita telah menjalankan tugas seperti yang diwajibkan didalam Al-Qur’an, maka hidup kita akan tenang, nyaman dan saling menyayangi sesama makhluk hidup. Seluruh umat Islam tidak memiliki perbedaan pendapat mengenai mencela Allah merupakan kufur dan orang yang sudah mencela serta menghina Allah subhanahu wa ta’ala hukumnya adalah dibunuh. Hal yang menjadi bahan perdebatan adalah diterima atau tidaknya pertaubatan yang dilakukan, apakah pertaubatan tersebut menghalangi hukuman pancung atau tidak dan sebagainya. Dalam hal ini, para ulama memiliki dua pendapat yang paling dikenal. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya mengenai hukum menghina Allah dalam terkaitBersumpah Dalam IslamFitnah Dalam IslamSyirik Dalam IslamPamer Dalam IslamSifat Sombong Dalam IslamMencela dan Menghina Adalah Jenis Menyakiti TerbesarAllah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan mela’natinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. * Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” QS. al-Ahzab57-58Menyakiti atau menghina Allah subhanahu wa ta’ala dalam hal ini tidak berarti membahayakan Alaah, namun menyakiti yang dibagi menjadi dua jenis berbeda yaitu menyakiti yang membahayakan dan juga menyakiti yang tak membahayakan dan juga tidak ada sesuatu hal apapun juga yang bisa membahayakan Allah subhanahu wa ta’ sebuah hadits qudsi, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, ““Wahai hamba-hamba -Ku, sesungguhnya kalian tidak akan bisa membahayakan -Ku lalu kamu membahayakan -Ku dan seterusnya…”Allah subhanahu wa ta’ala juga sudah mengutuk bagi orang yang menyakiti atau menghina-Nya meskipun di dalam hati untuk di dunia dan juga di akhirat. La;n atau kutukan merupakan pengusiran hamba daripada rahmbat dan ayat tersebut memperlihatkan atas dijauhkannya ia dari dua rahmat yakni rahmat dunia dan juga di akhirat sementara yang tak terusir dari dua rahmbat tersebut kecuali orang yang kafir pada Allah subhanahu wa ta’ hal tersebut sudah sangat jelas jika Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan sesudah itu orang yang menyakiti orang beriman, pria dan wanita dan tidak menyebutkan kutukannya dalam dunia dan juga akhirat, sebab manusia tidak dianggap sebagai kafir apabila saling menghina dan menyakiti antara satu sama lain dengan cara mengutuk, menuduh, mencela dan sesungguhnya ia adalah tuduhan dan menghina Allah subhanahu wa ta’ala merupakan kufur diatas kekufuran dan ia ada diatas kekafiran dari para peyembah berhala sebab penyembah berhala mengagungkan batu karena mereka mengagungkan Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka ini tidak menurunkan keagungan dari Allah subhanahu wa ta’ala sehingga mereka menyamakan diri-Nya dengan batu dan sesungguhnya mereka juga meninggikan derajat batu sehingga menyamai Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh sebab itu, orang kafir berkata sesudah mereka masuk dalam neraka.“Demi Allah sungguh kita dahulu di dunia dalam kesesatan yang nyata, * karena kita mempersamakan kamu dengan Rabb semesta alam”. terkaitSifat Marah Dalam IslamRamalan Menurut IslamHukum Mendengarkan Musik Dalam IslamHukum Onani Menurut IslamHukum Merokok Dalam IslamSiapapun orang yang menghina Allah subhanahu wa ta’ala, berarti ia sudah menempatkan Allah subhanahu wa ta’ala pada derajat dibawah batu dengan mencela-Nya, sementara orang musyrik tidak mencela sembahan mereka meskipun sambil bermain sebab mereka mengagungkan-Nya dan oleh karena alasan inilah mereka mencela orang yang janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.. QS. al-An’aam108Para Ulama sudah sepakat jika orang yang mencela Allah subhanahu wa ta’ala akan dihukum dengan cara dibunuh sebab ia sudah kafir dan tidak dianggap lagi sebagai seorang muslim sesudah dihukum bunuh. Ini mengartikan jika seorang muslim tidak akan dishalati, tidak akan dimandikan, tidak akan dikafani dan tidak akan dikuburkan dalam kuburan muslim dan juga tidak ada seorang pun yang boleh mendoakan sebab ia bukan lagi seorang ada seseorang yang menghina Allah maka wajib hukumnya untuk dibunuh serta tidak perlu lagi diminta untuk melakukan pertaubatan terlebih dulu, sebab jika ia sudah benar – benar bertaubat maka ini menjadi urusan batinnya dengan Allah subhanahu wa ta’ala saat nanti ia akan menghadap-Nya. Apakah nanti Allah subhanahu wa ta’ala akan menetapkan keadilan-Nya atau memberi pengampunan-Nya. Adapun seseorang yang menghina lalu segera melakuan pertaubatan sekaligus memperlihatkan taubatnya sebelum diketahui dan ditangkap, maka taubatnya bisa diterima sebab sudah terjadi kejujuran yang terihat dari ini sama halnya dengan orang kafir yang sudah masuk ke dalam Islam secara ikhlas meski sebelumnya mereka sudah mengaku jika mereka sudah menghina Allah subhanahu wa ta’ala. Menghina atau mencela Allah subhanahu wa ta’ala sendiri dibedakan menjadi dua macam yakni mencela atau menghina secara langsung seperti menghina, meremehkan, melaknat dan mencemooh Dzat-Nya dan mencela atau menghina secara tidak langsung seperti mencela ciptaan dan juga makhluk Allah yang sudah diatur sendiri oleh-Nya dan tidak ada campur tangan makhluk lain didalamnya seperti mencela waktu, zaman, bulan, menit, hari, bintang dan peredarannya dan terkaitHukum Suami Tidak Menafkahi Istri Dalam IslamHukum Anak Tiri Dalam Islam dan KedudukannyaHukum Khitan Bagi PerempuanHukum Memelihara JenggotHukum Memakai JilbabPenjelasan Para Ulama KhilafBerikut penjelasan dari para ulama terkait hukum menghina Allah SWT di dalam hati, antara lainMenurut Imam Malik dan juga Laits bin Sa’id, jika orang tersebut tidak diterima taubatnya, maka hal ini konsekuensinya sama dengan konsekuensi seseorang yang sudah menghina Rasul SAW dan sudah wajib hukumnya untuk di Abi Ya’la Saif Abi Ja’Far dan juga Ibnu Uqail berkata jika seseorang yang sudah menghina dan mencaci Allah, maka sudah wajib hukumnya untuk diminta atau diperintah untuk melakukan pertaubatan. Apabila ia melakukan taubat maka taubat tersebut akan diterima sebab kedudukannya serupa dengan kafir biasa atau masuk ke dalam bentuk murtad yang masih dapat dhapuskan dengan jalan taubat.“Penjelasan ulama kedua ini berdasarkan dari ayat di dalam surat Al Maidah ayar 74, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang mengatakan, bahwasannya Allah itu salah satu dari tuhan tuhan yang tiga trinitas…hingga firman Allah…Maka, mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadaNya?”. QS. Al Maidah 73-74.Artikel terkaitHukum Semir Rambut Warna HitamHukum Minum Alkohol Tidak SengajaHukum Menyikat Gigi Saat Puasa Hukum Wanita BercadarHukum Mencukur Alis Dalam IslamHadits Tentang Menghina Allah Dalam HatiApabila seseorang sengaja mencela Dzat yang sudah menciptakan dan mengatur peredaran baik dalam hati ataupun diungkapkan, maka ada dalam sebuah hadits dalam Shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu yang berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda , “Allah ta’ala berfirman Anak adam menyakiti-Ku dengan ucapannya Sungguh zaman membinasakanku, maka janganlah kalian mengucapkan Sungguh zaman membinasakanku, sesungguhnya saya Pencipta zaman, membolak-balikkan malam dan siangnya, dan jika Aku berkehendak maka Aku akan menghentikannya”.Dan kamu tidak dapat menghendaki menempuh jalan itu kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam”. QS At-Takwir 29.“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”. QS At-Takwir 40“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan” QS Az-Zumar 67“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan. Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata”. QS Al-Ahzab 57-58.Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata, “Mencaci-maki Allah Ta’ala dan rasul-Nya adalah tindakan kufur secara lahir dan batin, entah pelakunya itu masih percaya bahwa tindakannya itu haram, benar-benar menghalalkannya, ataupun karena lalai.”Ibnu Rahawaih Rahimahullah berkata, “Seluruh kaum muslimin sepakat bahwa orang yang mencaci Allah Ta’ala dan rasul-Nya adalah kafir, meskipun dia masih percaya kepada kitabullah Al-Qur`an.”Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya terhadap orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan adzab yang menghinakan bagi mereka. Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” QS. Al-Ahzaab 57-58Ibnu Quddamah Rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang mencaci Allah Ta’ala, maka dia telah kafir, baik itu dilakukan dalam keadaan bergurau atau tidak.”Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah, “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman…”QS. At-Taubah 65-66Artikel terkaitHukum Menyambung RambutHukum Membaca Yasin di KuburanHukum Zina TanganHukum Mengeluarkan Air Mani Dengan SengajaRiya Dalam IslamMenghina agama Islam, menghina agama Allah Ta’ala, menghina Allah Ta’ala dari Rasul-ya merupakan tindakan yang mampu mengeluarkan seseorang dari agama Islam. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita semua menghindari dan menjauhi sikap yang demikian supaya tidak mendapat dosa dan mendapatkan siksa.

tidak sengaja menghina allah dalam hati