cara menyantet dengan surat yasin
3Benda Yang Sering Digunakan Untuk Menyantet Paling Menyeramkan. Pada artikel kali ini saya akan membagikan informasi tentang benda yang sering digunakan untuk menyantet orang. Ya, siapa sih yang tidak kenal santet. Santet dikenal sebagai ilmu hitam yang digunakan untuk menyakiti hingga membunuh orang yang dituju.
Homepage/ ayat surat yasin untuk menyantet. Tag: ayat surat yasin untuk menyantet. DOA MENCELAKAKAN ORANG JAHAT Ilmu dan Amalan di dalam blog ini memerlukan guru pendamping, Jangan Mengamalkan tanpa adanya guru. Isi Blog ini hanya bermaksud untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang keilmuan Leluhur Cara Mengamalkan Ya Mujib Agar
Tidakbisa dipungkiri kalau saat ini banyak yang picik pemikirannya hingga nekat membalas sakit hati bahkan menyantet dengan surat Yasin. Jika Anda atau saudara Anda mengalami hal demikian, ada 2 cara yang bisa Anda lakukan untuk segera terbebas dari efek tersebut. Cara tersebut yakni: Klik Dibawah Ini Kejawen
ApakahAnda mencari gambar tentang Cat Gif? Jelajahi koleksi gambar, foto, dan wallpaper kami yang sangat luar biasa. Gambar yang baru selalu diunggah oleh anggota yang aktif setiap harinya, pilih koleksi gambar lainnya dibawah ini sesuai dengan kebutuhan untuk mulai mengunduh gambar.
Namunkedatangannya di RSUD Kanjuruhan berujung dengan surat rujukan ke RS Dr Saiful Anwar Malang di hari yang sama. Rupanya pria tersebut semasa hidupnya suka membunuh dan menyantet (teluh) orang. Azlina membaca Al Quran 30 juz, Hafis (hafal) dan khatam tiga kali. Kemudian membaca surat Yasin sebanyak 1000 kali dan shalawat kepada
Quel Est Le Meilleur Site De Rencontre Pour Les Jeunes. Jakarta - Surat Yasin merupakan salah satu surat yang populer di kalangan masyarat Indonesia. Biasanya, surat ini menjadi bacaan yang rutin dilafalkan tiap malam tanpa alasan, surat yang ke-36 dalam Al Quran ini mengandung sejumlah keutamaan bagi para pembacanya. Dalam salah satu hadits Rasulullah SAW, beliau menyebut surat Yasin sebagai jantung dari Al bunyinya,إِنَّ لِكُلِّ شَىْءٍ قَلْبًا وَقَلْبُ الْقُرْآنِ يس َمَنْ قَرَأَ يس كَتَبَ اللَّهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ الْقُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍArtinya "Setiap sesuatu ada jantungnya. Jantungnya Al-Quran adalah surat Yasin. Siapa yang membaca surat Yasin, Allah menulis baginya pahala seolah-olah ia telah mengkhatamkan sepuluh kali Al Quran." HR Darimi dan Tirmidzi.Untuk informasi lebih lanjut mengenai surat ini, dapat disimak bacaan lengkap dan doa setelah membacanya agar keutamaan yang diterima pembaca menjadi lebih Surah Yasin Arab dan Latin Ayat 1-20يسٓ1. yā siinوَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ2. wal-qur` Al Quran yang penuh hikmah,إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ3. innaka kamu salah seorang dari rasul-rasul,عَلَىٰ صِرَٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ4. 'alā ṣirāṭim mustaqīm.yang berada diatas jalan yang lurus,تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ5. tanzīlal-'azīzir-raḥīm.sebagai wahyu yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang,لِتُنذِرَ قَوْمًا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَٰفِلُونَ6. litunżira qaumam mā unżira ābā`uhum fa hum kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka حَقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَىٰٓ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ7. laqad ḥaqqal-qaulu 'alā akṡarihim fa hum lā yu` telah pasti berlaku perkataan ketentuan Allah terhadap kebanyakan mereka, kerena mereka tidak جَعَلْنَا فِىٓ أَعْنَٰقِهِمْ أَغْلَٰلًا فَهِىَ إِلَى ٱلْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ8. innā ja'alnā fī a'nāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fa hum Kami telah memasang belenggu dileher mereka, lalu tangan mereka diangkat ke dagu, maka karena itu mereka مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ9. wa ja'alnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fa hum lā Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding pula, dan Kami tutup mata mereka sehingga mereka tidak dapat عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ10. wa sawā`un 'alaihim a anżartahum am lam tunżir-hum lā yu` saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan تُنذِرُ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلذِّكْرَ وَخَشِىَ ٱلرَّحْمَٰنَ بِٱلْغَيْبِ ۖ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ11. innamā tunżiru manittaba'aż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaīb, fa basysyir-hu bimagfiratiw wa ajring kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ12. innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamụ wa āṡārahum, wa kulla syai`in aḥṣaināhu fī imāmim Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata Lauh Mahfuzh.وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ13. waḍrib lahum maṡalan aṣ-ḥābal-qaryah, iż jā` buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوٓا۟ إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ14. iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabụhumā fa 'azzaznā biṡāliṡin fa qālū innā ilaikum mursalụn.yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan utusan yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata "Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu".قَالُوا۟ مَآ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحْمَٰنُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ15. qālụ mā antum illā basyarum miṡlunā wa mā anzalar-raḥmānu min syai`in in antum illā menjawab "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka".قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ16. qālụ rabbunā ya'lamu innā ilaikum berkata "Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu".وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ17. wa mā 'alainā kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan perintah Allah dengan jelas".قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ18. qālū innā taṭayyarnā bikum, la`il lam tantahụ lanarjumannakum wa layamassannakum minnā 'ażābun menjawab "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti menyeru kami, niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami".قَالُوا۟ طَٰٓئِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ19. qālụ ṭā`irukum ma'akum, a in żukkirtum, bal antum qaumum itu berkata "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan kamu bernasib malang? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas".وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَىٰ قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ20. wa jā`a min aqṣal-madīnati rajuluy yas'ā qāla yā qaumittabi' datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu".B. Doa Setelah Membaca Surat YasinUntuk menyempurnakan bacaan, ada doa yang bisa dibaca setelah membaca surat Yasin. Doa ini berisikan permohonan ampun dan keselamatan serta pujian kepada Allah bacaan doa setelah membaca surat Yasin dikutip dari buku Majmu Syarif Kamil oleh Tim Shahih,اللّٰهُمَّ اِنّٓا نَسْتَحْفِظُكَ وَ نَسْتَوْدِعُكَ اَدْيَانَنَا وَاَنْفُسَنَا وَاَهْلَنَا وَاَوْلَادَنَا وَاَمْوَالَنَا وَكُلِّ شَيْءٍ اَعْطَيْتَنَا. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ فِى كَنَفِكَ وَاَمَانِكَ وَجِوَارِكَ وَعِيَاذِكَ مِن كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيدٍ وَجَبَّارٍ عَنِيدٍ وَذِى عَيْنٍ وَذِى بَغْيٍ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ ذِى شَرٍّ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. اَللّٰهُمَّ جَمِّلْنَا بِالْعَافِيَةِ وَالسَّلَامَةِ وَحَقِّقنَا بِالتَّقْوٰى وَالْاِسْتِقَامَةِ وَاَعِذْناَ مِنْ مُوجِبَاتِ النَّدَامَةِ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاءِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِاَوْلَادِنَا وَمَشَايِخِنَا وَلِاِخْوَانِنَا ِفِى الدِّينِ وَلِاَصْحَابِنَا وَاَحْبَابِنَا وَلِمَنْ اَحَبَّنَا فِيكَ وَلِمَنْ اَحْسَنَ اِلَيْنَا وَ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ يَارَبَّ العَالَمِيْنَ. وَصَلِّ اَللّٰهُمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. وَارْزُقْنَا كَمَالَ الْمُتَابَعَةِ لَهُ وَظَاهِرًا وَبَاطِنًا فِي عَافِيَةٍ وَسَلَامَةٍ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِينَBacaan latin Allahumma inna nastahfidzhuka wa nastaudi'uka diinana wa anfusanaa wa ahlanaa wa aulaadanaa wa amwaalanaa wa kulla syai'in a' wa iyyaa hum fii kanafika wa amaanika wa jiwaarika wa 'iyaadzika min kulli syaithaanim mariid wa jabbaarin' aniid wa dzii 'ainin wa dzii baghyin wa min syarri kulli dzii syarrin innaka 'alaa kulli syai'in jamilnaa bil'aafiyati was salaaati wa haqqiqnaa bit taqwaa wal istiqaamati wa a'idznaa min muujibaatin nadaamati innaka samii'ud du'aa' wa li waalidiina wa li aulaadinaa wa li masyaa-yikhinaa wa li ikhwaaniaa fiddiini wa li ashhaabinaa wa ahbaabinaa wa liman ahabbanaa fiika wa liman ahsana ilainaa wa lil mukminiina wal mukminaati wal musliminiina wal muslimaati ya rabbal ' ala abdika warasulika saiyadinaa wamaulanaa muhammadin wa ala lihi wasabihi wasallam. war zuqna kamalal mutaba'ati lahu dhohiron wa bathinan fi 'afiyatin wa salamatin birohmatika ya arhamar "Ya Allah, sesungguhnya kami mohon pemeliharaan-Mu dan kami menyerahkan kepada-Mu agama kami, diri kami, keluarga kami, anak-anak kami, harta-harta kami dan segala yang telah Engkau berikan kepada Allah, jadikanlah kami dan juga mereka berada di dalam pemeliharaan-Mu, keamanan-Mu dan perlindungan-Mu dari setiap gangguan syetan pendurhaka, orang-orang takabur yang keras kepala, orang yang mempunyai pandangan jahat, kedhaliman dan dari pada kejahatan setiap orang yang mempunyai kejahatan. Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa atas segala Allah, perindahkanlah kami dengan keselamatan dan kesejahteraan. Karuniakanlah kepada kami ketakwaan dan istiqomah. Lindungilah kami dari perkara-perkara yang menyebabkan kami mendapat penyesalan. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar sesuatu Allah, ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami, saudara-saudara seagama kami, sahabat-sahabat karib kami, orang-orang yang mencintai kami karena Engkau, orang-orang yang pernah berbuat baik kepada kami, dari kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, wahai Tuhan yang mengatur alam Allah, curahkanlah rahmat dan keselamatan kepada hamba-Mu dan utusan-Mu, junjungan kami dan tuan kami Nabi Muhammad SAW, keluarganya dan para sahabatnya. Karuniakanlah kepada kami kesempurnaan mengikuti ajarannya, secara dhahir dan batin, di dalam kesejahteraan dan keselamatan dengan kasih sayang-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih sebaik-baik yang mengasihi."Jadi, jangan lupa amalkan bacaan surat Yasin dan doanya ya, detikers! Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] rah/row
JAKARTA - Umat Islam disunnahkan membaca surat Yasin pada malam Jumat. Surat Yasin adalah surat yang menempati urutan ke-36 dalam Alquran. Surat ini terdiri atas 83 ayat serta termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Keutamaan membaca surat Yasin pada malam Jumat telah banyak disampaikan oleh para ulama berdasarkan hadits nabi. Namun, banyak juga keutamaan surat Yasin meskipun tidak dibaca pada malam Jumat. Setidaknya ada delapan keutamaan yang dapat disampaikan. 1. Dapat mencegah kehausan di Hari Kiamat Dalam bukunya yang berjudul Rahasia Keutamaan Surat Al-Qur’an terbitan Rene Islam, Muhammad Zaairul Haq menjelaskan salah satu keutamaan mengamalkan surat Yasin secara istiqamah setiap hari adalah mendapatkan karunia tidak akan kehausan kelak di Hari Kiamat. 2. Memohon sesuatu Menurut Zaairul Haq, di dalam kitab Khazinatul Asrar disebutkan bahwa keutamaan surat Yasin adalah sebagai cara untuk memohon sesuatu. “Dan demikian pula surat Yasin dibaca sebanyak 41 kali untuk setiap waktu maksudnya untuk memohon sesuatu,” tulisnya mengutip dari kitab tersebut. 3. Mendapat pahala sebanding dengan membaca Alquran 10 kali Keutamaan surat Yasin yang ketiga adalah mendapatkan pahala besar dari Allah sebanding dengan pahala membaca Alquran sampai khatam sebanyak 10 kali. Hal ini berdasarkan riwayat berikut Dari Anad Ra. Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya setiap sesuatu itu ada hatinya pusatnya, adapun hatinya Alquran adalah surat Yasin, dan barang siapa yang membaca surat Yasin maka Allah akan memberi pahala seperti pahala membaca Alquran 10 kali.” HR Imam Tirmidzi dan ad-Darimi. 4. Mempercepat terkabulnya hajat keinginan Keutamaan surat Yasin yang berikutnya adalah untuk memohon hajat kepada Allah Swt. Caranya dengan membaca surat Yasin sebelum berdoa memohon hajat kepada Allah. Dalam sebuah riwayat dijelaskan, Nabi Muhammad Saw bersabda, “Barang siapa yang membaca surat Yasin di permulaan siang dan mendahulukannya di depan hajatnya, maka hajat itu akan terpenuhi.” HR Abasy Syaikhi dari Abu Hurairah. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID sI4UZruJwqESTNOOtOHaPkaAvnuCElw4rzMZgbTtbwXkJlNLpA4dYw==
يٰسۤ ۚ Yā sīn. Yā Sīn. وَالْقُرْاٰنِ الْحَكِيْمِۙ Wal-qur'ānil-ḥakīmi. Demi Al-Qur’an yang penuh hikmah, اِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِيْنَۙ Innaka laminal-mursalīna. sesungguhnya engkau Nabi Muhammad benar-benar salah seorang dari rasul-rasul عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ Alā ṣirāṭim mustaqīmin. yang berada di atas jalan yang lurus, تَنْزِيْلَ الْعَزِيْزِ الرَّحِيْمِۙ Tanzīlal-azīzir-raḥīmi. sebagai wahyu yang diturunkan oleh Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang, لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَّآ اُنْذِرَ اٰبَاۤؤُهُمْ فَهُمْ غٰفِلُوْنَ Litunżira qaumam mā unżira ābā'uhum fahum gāfilūna. agar engkau Nabi Muhammad memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyang mereka belum pernah diberi peringatan, sehingga mereka lalai. لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلٰٓى اَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Laqad ḥaqqal-qaulu alā akṡarihim fahum lā yu'minūna. Sungguh, benar-benar berlaku perkataan ketetapan takdir terhadap kebanyakan mereka, maka mereka tidak akan beriman. اِنَّا جَعَلْنَا فِيْٓ اَعْنَاقِهِمْ اَغْلٰلًا فَهِيَ اِلَى الْاَذْقَانِ فَهُمْ مُّقْمَحُوْنَ Innā jaalnā fī anāqihim aglālan fa hiya ilal-ażqāni fahum muqmaḥūna. Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka, lalu tangan mereka yang terbelenggu diangkat ke dagu, karena itu mereka tertengadah. وَجَعَلْنَا مِنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ سَدًّا وَّمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَاَغْشَيْنٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ Wa jaalnā mim baini aidīhim saddaw wa min khalfihim saddan fa agsyaināhum fahum lā yubṣirūna. Kami memasang penghalang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sehingga Kami menutupi pandangan mereka. Mereka pun tidak dapat melihat. وَسَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ Wa sawā'un alaihim a'anżartahum am lam tunżirhum lā yu'minūna. Sama saja bagi mereka, apakah engkau Nabi Muhammad memberi peringatan kepada mereka atau tidak. Mereka tetap tidak akan beriman. اِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمٰنَ بِالْغَيْبِۚ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَّاَجْرٍ كَرِيْمٍ Innamā tunżiru manittabaaż-żikra wa khasyiyar-raḥmāna bil-gaibi, fa basysyirhu bimagfiratiw wa ajrin karīmin. Sesungguhnya engkau Nabi Muhammad hanya bisa memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikutinya dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pengasih tanpa melihat-Nya. Berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. اِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتٰى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوْا وَاٰثَارَهُمْۗ وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ فِيْٓ اِمَامٍ مُّبِيْنٍ ࣖ Innā naḥnu nuḥyil-mautā wa naktubu mā qaddamū wa āṡārahum, wa kulla syai'in aḥṣaināhu fī imāmim mubīnin. Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati dan Kami pulalah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab induk yang nyata Lauh Mahfuz. وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ Waḍrib lahum maṡalan aṣḥābal-qaryahti, iż jā'ahal-mursalūna. Buatlah suatu perumpamaan bagi mereka kaum kafir Makkah, yaitu penduduk suatu negeri, ketika para utusan datang kepada mereka, اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ Iż arsalnā ilaihimuṡnaini fa każżabūhumā fa azzaznā biṡāliṡin faqālū innā ilaikum mursalūna. yaitu ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya. Kemudian Kami menguatkan dengan utusan yang ketiga. Maka, ketiga utusan itu berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.” قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ Qālū mā antum illā basyarum miṡlunā, wa mā anzalar-raḥmānu min syai'in, in antum illā takżibūna. Mereka penduduk negeri menjawab, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami. Allah Yang Maha Pengasih tidak pernah menurunkan sesuatu apa pun. Kamu hanyalah berdusta.” قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ Qālū rabbunā yalamu innā ilaikum lamursalūna. Mereka para rasul berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami benar-benar para utusan-Nya kepadamu. وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ Wa mā alainā illal-balāgul-mubīnu. Adapun kewajiban kami hanyalah menyampaikan perintah Allah yang jelas.” قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ Qālū innā taṭayyarnā bikum, la'il lam tantahū lanarjumannakum wa layamassannakum minnā ażābun alīmun. Mereka penduduk negeri menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karenamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti menyeru kami, niscaya kami merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.” قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ Qālū ṭā'irukum maakum, a'in żukkirtum, bal antum qaumum musrifūna. Mereka para rasul berkata, “Kemalangan kamu itu akibat perbuatan kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan, lalu kamu menjadi malang? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ Wa jā'a min aqṣal-madīnati rajuluy yasā qāla yā qaumittabiul-mursalīna. Datanglah dengan bergegas dari ujung kota, seorang laki-laki. Dia berkata, “Wahai kaumku, ikutilah para rasul itu! اتَّبِعُوْا مَنْ لَّا يَسْـَٔلُكُمْ اَجْرًا وَّهُمْ مُّهْتَدُوْنَ ۔ Ittabiū mal lā yas'alukum ajraw wa hum muhtadūna. Ikutilah orang yang tidak meminta imbalan dalam berdakwah kepadamu. Mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. وَمَا لِيَ لَآ اَعْبُدُ الَّذِيْ فَطَرَنِيْ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ Wa mā liya lā abudul-lażī faṭaranī wa ilaihi turjaūna. Apa alasanku untuk tidak menyembah Allah yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan. ءَاَتَّخِذُ مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً اِنْ يُّرِدْنِ الرَّحْمٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّيْ شَفَاعَتُهُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يُنْقِذُوْنِۚ A'attakhiżu min dūnihī ālihatan iy yuridnir-raḥmānu biḍurril lā tugni annī syafāatuhum syai'aw wa lā yunqiżūni. Mengapa aku harus mengambil sembahan-sembahan selain-Nya? Jika Allah Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka juga tidak dapat menyelamatkanku. اِنِّيْٓ اِذًا لَّفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Innī iżal lafī ḍalālim mubīnin. Sesungguhnya aku jika berbuat begitu, pasti berada dalam kesesatan yang nyata. اِنِّيْٓ اٰمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُوْنِۗ Innī āmantu birabbikum fasmaūni. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu. Maka, dengarkanlah pengakuan-ku.” قِيْلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۗقَالَ يٰلَيْتَ قَوْمِيْ يَعْلَمُوْنَۙ Qīladkhulil-jannahta, qāla yā laita qaumī yalamūna. Dikatakan kepadanya, “Masuklah ke surga.” Dia laki-laki itu berkata, “Aduhai, sekiranya kaumku mengetahui بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ Bimā gafaralī rabbī wa jaalanī minal-mukramīna. bagaimana Tuhanku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan.” ۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ Wa mā anzalnā alā qaumihī mim badihī min jundim minas-samā'i wa mā kunnā munzilīna. Setelah dia dibunuh, Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya. اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ خٰمِدُوْنَ In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum khāmidūna. Azab mereka itu cukup dengan satu teriakan saja. Maka, seketika itu mereka mati. يٰحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِۚ مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ Yā ḥasratan alal-ibādi, mā ya'tīhim mir rasūlin illā kānū bihī yastahzi'ūna. Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya. اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِّنَ الْقُرُوْنِ اَنَّهُمْ اِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُوْنَ Alam yarau kam ahlaknā qablahum minal-qurūni annahum ilaihim lā yarjiūna. Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Mereka setelah binasa tidak ada yang kembali kepada mereka di dunia. وَاِنْ كُلٌّ لَّمَّا جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ ࣖ Wa in kullul lammā jamīul ladainā muḥḍarūna. Tidak ada satu umat pun, kecuali semuanya akan dihadirkan kepada Kami untuk dihisab. وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الْاَرْضُ الْمَيْتَةُ ۖاَحْيَيْنٰهَا وَاَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُوْنَ Wa āyatul lahumul-arḍul-maitahtu, aḥyaināhā wa akhrajnā minhā ḥabban faminhu ya'kulūna. Suatu tanda kekuasaan-Nya bagi mereka adalah bumi yang mati tandus lalu Kami menghidupkannya dan mengeluarkan darinya biji-bijian kemudian dari biji-bijian itu mereka makan. وَجَعَلْنَا فِيْهَا جَنّٰتٍ مِّنْ نَّخِيْلٍ وَّاَعْنَابٍ وَّفَجَّرْنَا فِيْهَا مِنَ الْعُيُوْنِۙ Wa jaalnā fīhā jannātim min nakhīliw wa anābiw wa fajjarnā fīhā minal-uyūni. Kami juga menjadikan padanya bumi kebun-kebun kurma dan anggur serta Kami memancarkan padanya beberapa mata air لِيَأْكُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖۙ وَمَا عَمِلَتْهُ اَيْدِيْهِمْ ۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ Liya'kulū min ṡamarihī wa mā amilathu aidīhim, afalā yasykurūna. agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka. Mengapa mereka tidak bersyukur? سُبْحٰنَ الَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ وَمِنْ اَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُوْنَ Subḥānal-lażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā yalamūna. Mahasuci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. وَاٰيَةٌ لَّهُمُ الَّيْلُ ۖنَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَاِذَا هُمْ مُّظْلِمُوْنَۙ Wa āyatul lahumul-lailu naslakhu minhun-nahāra fa'iżā hum muẓlimūna. Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah malam. Kami pisahkan siang dari malam itu. Maka, seketika itu mereka berada dalam kegelapan. وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ Wasy-syamsu tajrī limustaqarril lahā, żālika taqdīrul-azīzil-alīmi. Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah matahari yang berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ Wal-qamara qaddarnāhu manāzila ḥattā āda kal-urjūnil-qadīmi. Begitu juga bulan, Kami tetapkan bagi-nya tempat-tempat peredaran sehingga setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir, kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۗوَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ Lasy-syamsu yambagī lahā an tudrikal-qamara wa lal-lailu sābiqun-nahāri, wa kullun fī falakiy yasbaḥūna. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. وَاٰيَةٌ لَّهُمْ اَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِۙ Wa āyatul lahum annā ḥamalnā żurriyyatahum fil-fulkil-masyḥūni. Suatu tanda kebesaran Allah bagi mereka adalah bahwa Kami mengangkut keturunan mereka dalam kapal yang penuh muatan. وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِّنْ مِّثْلِهٖ مَا يَرْكَبُوْنَ Wa khalaqnā lahum mim miṡlihī mā yarkabūna. Begitu juga Kami menciptakan untuk mereka dari jenis itu angkutan lain yang mereka kendarai. وَاِنْ نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيْخَ لَهُمْ وَلَاهُمْ يُنْقَذُوْنَۙ Wa in nasya' nugriqhum falā ṣarīkha lahum wa lā hum yunqażūna. Jika Kami menghendaki, Kami akan menenggelamkan mereka. Kemudian, tidak ada penolong bagi mereka dan tidak pula mereka diselamatkan. اِلَّا رَحْمَةً مِّنَّا وَمَتَاعًا اِلٰى حِيْنٍ Illā raḥmatam minnā wa matāan ilā ḥīnin. Akan tetapi, Kami menyelamatkan mereka karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberi mereka kesenangan hidup sampai waktu tertentu. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمُ اتَّقُوْا مَا بَيْنَ اَيْدِيْكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ Wa iżā qīla lahumuttaqū mā baina aidīkum wa mā khalfakum laallakum turḥamūna. Ketika dikatakan kepada mereka, “Takutlah kamu akan siksa yang ada di hadapanmu di dunia dan azab yang ada di belakangmu akhirat agar kamu mendapat rahmat,” maka mereka berpaling. وَمَا تَأْتِيْهِمْ مِّنْ اٰيَةٍ مِّنْ اٰيٰتِ رَبِّهِمْ اِلَّا كَانُوْا عَنْهَا مُعْرِضِيْنَ Wa mā ta'tīhim min āyatim min āyāti rabbihim illā kānū anhā muriḍīna. Tidak satu pun dari tanda-tanda kebesaran Tuhan datang kepada mereka, kecuali mereka berpaling darinya. وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ Wa iżā qīla lahum anfiqū mimmā razaqakumullāhu, qālal-lażīna kafarū lil-lażīna āmanū anuṭimu mal lau yasyā'ullāhu aṭamahū, in antum illā fī ḍalālim mubīnin. Apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kufur itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ Wa yaqūlūna matā hāżal-wadu in kuntum ṣādiqīna. Mereka berkata, “Kapankah janji hari Kebangkitan ini terjadi jika kamu orang-orang benar?” مَا يَنْظُرُوْنَ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُوْنَ Mā yanẓurūna illā ṣaiḥataw wāḥidatan ta'khużuhum wa hum yakhiṣṣimūna. Mereka hanya menunggu satu teriakan yang akan membinasakan mereka saat mereka sibuk bertengkar tentang urusan dunia. فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ تَوْصِيَةً وَّلَآ اِلٰٓى اَهْلِهِمْ يَرْجِعُوْنَ ࣖ Falā yastaṭīūna tauṣiyataw wa lā ilā ahlihim yarjiūna. Oleh sebab itu, mereka tidak dapat berwasiat dan tidak dapat kembali kepada keluarganya. وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَاِذَا هُمْ مِّنَ الْاَجْدَاثِ اِلٰى رَبِّهِمْ يَنْسِلُوْنَ Wa nufikha fiṣ-ṣūri fa'iżā hum minal-ajdāṡi ilā rabbihim yansilūna. Sangkakala pun ditiup dan seketika itu mereka bergerak cepat dari kuburnya menuju kepada Tuhannya. قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ Qālū yā wailanā mam baaṡanā mim marqadinā…hāżā mā waadar-raḥmānu wa ṣadaqal-mursalūna. Mereka berkata, “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami kubur?” Lalu, dikatakan kepada mereka, “Inilah yang dijanjikan Allah Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul-Nya.” اِنْ كَانَتْ اِلَّا صَيْحَةً وَّاحِدَةً فَاِذَا هُمْ جَمِيْعٌ لَّدَيْنَا مُحْضَرُوْنَ In kānat illā ṣaiḥataw wāḥidatan fa'iżā hum jamīul ladainā muḥḍarūna. Teriakan itu hanya sekali saja, maka seketika itu mereka semua dihadapkan kepada Kami untuk dihisab. فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔا وَّلَا تُجْزَوْنَ اِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ Fal-yauma lā tuẓlamu nafsun syai'aw wa lā tujzauna illā mā kuntum tamalūna. Pada hari itu tidak ada sama sekali orang yang dirugikan sedikit pun. Kamu tidak akan diberi balasan, kecuali atas apa yang telah kamu kerjakan. اِنَّ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِيْ شُغُلٍ فٰكِهُوْنَ ۚ Inna aṣḥābal-jannatil-yauma fī syugulin fākihūna. Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu berada dalam kesibukan sehingga tidak sempat berpikir tentang penghuni neraka lagi bersenang-senang. هُمْ وَاَزْوَاجُهُمْ فِيْ ظِلٰلٍ عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ مُتَّكِـُٔوْنَ ۚ Hum wa azwājuhum fī ẓilālin alal-arā'iki muttaki'ūna. Mereka dan pasangan-pasangannya berada dalam tempat yang teduh sambil berbaring di atas ranjang berkelambu. لَهُمْ فِيْهَا فَاكِهَةٌ وَّلَهُمْ مَّا يَدَّعُوْنَ ۚ Lahum fīhā fākihatuw wa lahum mā yaddaūna. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan apa saja yang mereka inginkan. سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ Salāmun qaulam mir rabbir raḥīmin. Kepada mereka dikatakan, “Salam sejahtera” sebagai ucapan dari Tuhan Yang Maha Penyayang. وَامْتَازُوا الْيَوْمَ اَيُّهَا الْمُجْرِمُوْنَ Wamtāzul-yauma ayyuhal-mujrimūna. Dikatakan kepada orang-orang kafir, “Berpisahlah kamu dari orang-orang mukmin pada hari ini, wahai para pendurhaka! ۞ اَلَمْ اَعْهَدْ اِلَيْكُمْ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ اَنْ لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطٰنَۚ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ Alam ahad ilaikum yā banī ādama allā tabudusy-syaiṭāna, innahū lakum aduwwum mubīnun. Bukankah Aku telah berpesan kepadamu dengan sungguh-sungguh, wahai anak cucu Adam, bahwa janganlah kamu menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu. وَاَنِ اعْبُدُوْنِيْ ۗهٰذَا صِرَاطٌ مُّسْتَقِيْمٌ Wa anibudūnī, hāżā ṣirāṭum mustaqīmun. Begitu juga bahwa sembahlah Aku. Inilah jalan yang lurus.” وَلَقَدْ اَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيْرًا ۗاَفَلَمْ تَكُوْنُوْا تَعْقِلُوْنَ Wa laqad aḍalla minkum jibillan kaṡīrān, afalam takūnū taqilūna. Sungguh, ia setan itu benar-benar telah menyesatkan sangat banyak orang dari kamu. Maka, apakah kamu tidak mengerti? هٰذِهٖ جَهَنَّمُ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ Hāżihī jahannamul-latī kuntum tūadūna. Inilah neraka Jahanam yang dahulu telah diperingatkan kepadamu. اِصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ Iṣlauhal-yauma bimā kuntum takfurūna. Masuklah ke dalamnya pada hari ini karena dahulu kamu mengingkarinya. اَلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلٰٓى اَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ اَيْدِيْهِمْ وَتَشْهَدُ اَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ Al-yauma nakhtimu alā afwāhihim wa tukallimunā aidīhim wa tasyhadu arjuluhum bimā kānū yaksibūna. Pada hari ini Kami membungkam mulut mereka. Tangan merekalah yang berkata kepada Kami dan kaki merekalah yang akan bersaksi terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. وَلَوْ نَشَاۤءُ لَطَمَسْنَا عَلٰٓى اَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَاَنّٰى يُبْصِرُوْنَ Wa lau nasyā'u laṭamasnā alā ayunihim fastabaquṣ-ṣirāṭa fa annā yubṣirūna. Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan menghapus penglihatan membutakan mereka sehingga mereka berlomba-lomba mencari jalan selamat. Maka, bagaimana mungkin mereka dapat melihat? وَلَوْ نَشَاۤءُ لَمَسَخْنٰهُمْ عَلٰى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوْا مُضِيًّا وَّلَا يَرْجِعُوْنَ ࣖ Wa lau nasyā'u lamasakhnāhum alā makānatihim famastaṭāū muḍiyyaw wa lā yarjiūna. Seandainya Kami menghendaki, pastilah Kami akan mengubah bentuk mereka di tempat mereka berada, sehingga mereka tidak sanggup meneruskan perjalanan dan juga tidak sanggup pulang kembali. وَمَنْ نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى الْخَلْقِۗ اَفَلَا يَعْقِلُوْنَ Wa man nuammirhu nunakkishu fil-khalqi, afalā yaqilūna. Siapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami balik proses penciptaannya dari kuat menuju lemah. Maka, apakah mereka tidak mengerti? وَمَا عَلَّمْنٰهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْۢبَغِيْ لَهٗ ۗاِنْ هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ وَّقُرْاٰنٌ مُّبِيْنٌ ۙ Wa mā allamnāhusy-syira wa mā yambagī lahū, in huwa illā żikruw wa qur'ānum mubīnun. Kami tidak mengajarkan syair kepadanya Nabi Muhammad dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Wahyu yang Kami turunkan kepadanya itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Al-Qur’an yang jelas, لِّيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَّيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكٰفِرِيْنَ Liyunżira man kāna ḥayyaw wa yaḥiqqal-qaulu alal-kāfirīna. agar dia Nabi Muhammad memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup hatinya dan agar ketetapan azab terhadap orang-orang kafir itu menjadi pasti. اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِّمَّا عَمِلَتْ اَيْدِيْنَآ اَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مٰلِكُوْنَ Awalam yarau annā khalaqnā lahum mimmā amilat aidīnā anāman fahum lahā mālikūna. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Kami telah menciptakan untuk mereka hewan-hewan ternak dari ciptaan tangan Kami sendiri, lalu mereka menjadi pemiliknya? وَذَلَّلْنٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوْبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُوْنَ Wa żallalnāhā lahum fa minhā rakūbuhum wa minhā ya'kulūna. Kami menjadikannya hewan-hewan itu tunduk kepada mereka. Sebagian di antaranya menjadi tunggangan mereka dan sebagian lagi mereka makan. وَلَهُمْ فِيْهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُۗ اَفَلَا يَشْكُرُوْنَ Wa lahum fīhā manāfiu wa masyāribu, afalā yasykurūna. Pada dirinya hewan-hewan ternak itu terdapat berbagai manfaat dan minuman untuk mereka. Apakah mereka tidak bersyukur? وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لَّعَلَّهُمْ يُنْصَرُوْنَ ۗ Wattakhażū min dūnillāhi ālihatal laallahum yunṣarūna. Mereka menjadikan sesembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَهُمْۙ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُّحْضَرُوْنَ Lā yastaṭīūna naṣrahum, wa hum lahum jundum muḥḍarūna. Sesembahan itu tidak mampu menolong mereka, padahal sesembahan itu adalah tentara yang dihadirkan untuk menjaganya. فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ ۘاِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّوْنَ وَمَا يُعْلِنُوْنَ Falā yaḥzunka qauluhum, innā nalamu mā yusirrūna wa mā yulinūna. Maka, jangan sampai ucapan mereka membuat engkau Nabi Muhammad bersedih hati. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan. اَوَلَمْ يَرَ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ نُّطْفَةٍ فَاِذَا هُوَ خَصِيْمٌ مُّبِيْنٌ Awalam yaral-insānu annā khalaqnāhu min nuṭfatin fa'iżā huwa khaṣīmum mubīnun. Tidakkah manusia mengetahui bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani? Kemudian tiba-tiba saja dia menjadi musuh yang nyata. وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَّنَسِيَ خَلْقَهٗۗ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيْمٌ Wa ḍaraba lanā maṡalaw wa nasiya khalqahū, qāla may yuḥyil-iẓāma wa hiya ramīmun. Dia membuat perumpamaan bagi Kami dan melupakan asal penciptaannya. Dia berkata, “Siapakah yang bisa menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?” قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْٓ اَنْشَاَهَآ اَوَّلَ مَرَّةٍ ۗوَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ ۙ Qul yuḥyīhal-lażī ansya'ahā awwala marrahtin, wa huwa bikulli khalqin alīmun. Katakanlah Nabi Muhammad, “Yang akan menghidupkannya adalah Zat yang menciptakannya pertama kali. Dia Maha Mengetahui setiap makhluk. ۨالَّذِيْ جَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الشَّجَرِ الْاَخْضَرِ نَارًاۙ فَاِذَآ اَنْتُمْ مِّنْهُ تُوْقِدُوْنَ Allażī jaala lakum minasy-syajaril-akhḍari nārān, fa'iżā antum minhu tūqidūna. Dialah yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau. Kemudian, seketika itu kamu menyalakan api darinya.” اَوَلَيْسَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يَّخْلُقَ مِثْلَهُمْ ۗبَلٰى وَهُوَ الْخَلّٰقُ الْعَلِيْمُ Awa laisal-lażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa biqādirin alā ay yakhluqa miṡlahum, balā wa huwal-khallāqul-alīmu. Bukankah Zat yang menciptakan langit dan bumi mampu menciptakan manusia yang serupa mereka itu di akhirat kelak? Benar. Dialah yang Maha Banyak Mencipta lagi Maha Mengetahui. اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ Innamā amruhū iżā arāda syai'an ay yaqūla lahū kun fa yakūnu. Sesungguhnya ketetapan-Nya, jika Dia menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu. فَسُبْحٰنَ الَّذِيْ بِيَدِهٖ مَلَكُوْتُ كُلِّ شَيْءٍ وَّاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ Fa subḥānal-lażī biyadihī malakūtu kulli syai'iw wa ilaihi turjaūna. Maka, Mahasuci Allah yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan.
Dalam kehidupan masarakat kita diakui atau tidak santet akrab dengan telinga sebagai elemen masyarakat terutam orang jawa pasti mengenal biasa digunakan untuk mencapai tujuan seseorang dengan paksa yang diakibatkan karena ketidak percayaan manusia kepada kuasa dan karma sang caa menyantet orang ,salah satunya dengan menggunakan huruf jawa yang di rapal/dibaca terbalik dengan menambahkan nama orang yang disantet dengan kata si kabang bayine’ yang berati mengirimkan energi negatif kepeda orang itu agar sendiri bekerja tidak sendiri harus ada media dan perantara dalam hal ini medianya adalah barang ataupun doa yang buruk dan perantara jin / tanda orang terkena santet yang lazim adalah dengan bermimpi dikejar orang akan dibunuh,hal ini bisa dimaklumi karene penerima pertama energi negatif adalah roh yang memberitahu badan lewat mimpi .Jadi orang yang terkene santet akan diawali dengan dalam kasus tertentu banyak yang datang dengan tiba tiba, tergantung si penyantet dalam hal ini dukun santet yang menerima menangkal santet tanpa harus melekukan lelakon adalah dengan menanam tulang babi dipenjuru ALLAH akan terhindar dari benteng utama dari antet dan sejenisnya adalah iman dan selalu percaya kepada sang pencipt Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.
cara menyantet dengan surat yasin